ABSTRAK
Pendahuluan : Penggunaan insektisida modern secara substansial telah meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial penduduk di negara berkembang karena dihasilkan peningkatan produksi pangan dan pengendalian penyakit yang ditularkan melalui vektor dalam aspek kesehatan masyarakat. Cipermetrin merupakan insektisida yang termasuk dalam golongan piretroid sintetik. Senyawa ini pertama kali dipasarkan pada tahun 1977. Cipermetrin dapat menjadi suatu polutan udara dan memberikan efek samping yang tidak diharapkan terhadap kesehatan organisme non-target, serta menyebabkan adanya kelainan akut atau kronik. Cipermetrin merupakan senyawa beracun bagi sistem saraf.
Tujuan : Untuk mengetahui perbedaan gambaran histopatologi kerusakan otak dan ginjal tikus wistar dengan peningkatan kadar ureum kreatinin terhadap cipermetrin dalam dosis oral selama 30 hari.
Materi dan Metode : Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan tikus wistar sebagai obyek percobaan. Keluaran (outcome) yang dinilai adalah terdapat perbedaan gambaran histopatologi kerusakan otak dan ginjal tikus wistar dengan peningkatan kadar ureum kreatinin terhadap cipermetrin dalam dosis oral selama 30 hari. Tikus yang diguanakan sebanyak 30 ekor. Dan dibagi menjadi 3 dosis masing-masing kelompok terdiri dari 10 ekor tikus Wistar. Kelompok 1 dengan 0 dosis, kelompok kedua 5 mg/kgbb/hari, kelompok ketiga 20 mg/kgbb/hari.
Hasil : Dalam penelitian ini, pada pembacaan slides perlapangan pandang histolopatologi otak dan ginjal menunjukkan kelompok kontrol memperlihatkan adanya kerusakan sel berupa kongesti, pada kelompok perlakuan pertama memperlihatkan adanya kerusakan sel berupa kongesti dan edema lebih banyak, pada kelompok perlakuan kedua memperlihatkan kerusakan sel berupa kongesti dan edema yang semakin banyak dan adanya nekrosis, sementara pada pemeriksaan laboratorium ureum kreatinin menunjukkan kelompok kontrol memperlihatkan tidak adanya kerusakan glomerulus dan tubulus, pada kelompok perlakuan pertama memperlihatkan adanya kerusakan glomerulus dan tubulus lebih banyak, pada kelompok perlakuan kedua memperlihatkan kerusakan glomerulus dan tubulus.
Kesimpulan : Terdapat perubahan gambaran histopatologis sel otak dan ginjal, serta nilai ureum kreatinin tikus wistar setelah diberi paparan oral cipermetrin, kerusakan sel otak berupa kongesti, edema dan nekrosis neuron, tampak juga peningkatan nilai ureum kreatinin.
Kaca Kunci : Cipermetrin, Histopatologi, Ureum Kreatinin
Link PDF document (7)