Alkohol adalah zat psikoaktif dengan sifat penghasil ketergantungan yang telah banyak digunakan di banyak kebudayaan selama berabad-abad. Penggunaan alkohol yang berbahaya menyebabkan penyakit, beban sosial dan ekonomi di masyarakat. Di dunia ini, minum minuman beralkohol merupakan hal yang biasa dilakukan dalam pertemuan sosial. Namun, konsekuensi dari mengonsumsi alkohol tetap membawa risiko dan berdampak pada kesehatan, serta konsekuensi sosial yang merugikan terkait dengan sifatnya yang memabukkan, beracun dan ketergantungan. Selain penyakit kronis yang mungkin berkembang pada mereka yang minum alkohol dalam jumlah besar selama beberapa waktu hingga tahun, penggunaan alkohol juga dikaitkan dengan peningkatan risiko kondisi kesehatan akut, seperti cedera, termasuk kecelakaan lalu lintas.

Pada bulan Januari tahun 2015 menurut WHO, 3.3 juta kematian setiap tahunnya disebabkan oleh alkohol, yang merepresentasikan 5.9% kematian dari semua penyebab kematian. Bahaya penyalahgunaan alkohol merupakan faktor penyebab lebih dari 200 penyakit. Mengonsumsi alkohol menyebabkan kematian dan disabilitas pada usia dini. Pada rentang umur 20 hingga 39 tahun, sekitar 25% kematian disebabkan oleh alkohol. Selain konsekuensi kesehatan, bahaya penyalahgunaan alkohol membawa masalah sosial dan ekonomi pada individu dan masyarakat sekitarnya.

Di Indonesia sendiri, menurut Riskesdas tahun 2007, secara nasional prevalensi penduduk laki-laki yang minum alkohol relatif rendah, namun sejumlah provinsi di luar Jawa ternyata merupakan kluster spasial, yakni daerah dengan prevalensi lebih besar secara sangat bermakna dari angka nasional. Prevalensi beberapa provinsi sudah menyamai sejumlah negara tetangga yang mengalami masalah minum alkohol. Demikian pula kluster spasial pada tingkat kabupaten ditemukan di beberapa provinsi dengan prevalensi rendah. Kesemua ini juga sejalan dengan pendapat umum tentang adanya masalah minum alkohol di sejumlah daerah.

Methanol dan ethanol merupakan dua alkohol sederhana yang berperan sebagai prekursor dalam sintesis kimia atau sebagai pelarut. Selain itu, ethanol lebih kurang beracun dibandingkan methanol, digunakan dalam farmakologi untuk pemutus rantai dalam obat (disolusi) dan dalam industri makanan. Hal yang penting untuk diperhatikan dalam konteks ini adalah penyalahgunaan alkohol sebagai minuman yang memabukkan di kalangan para remaja dimana semakin tahun terlihat semakin meningkat angka penggunaannya.

Kasus penyalahgunaaan napza semakin meningkat di Semarang termasuk dalam hal ini adalah penyalahgunaan alkohol.   Menurut Kasat Res Narkoba Polrestabes Semarang, AKBP Bambang Yugo di Mapolrestabes Semarang, jumlah tersangka penyalahgunaan napza pada bulan Januari hingga Februari pada tahun 2018 adalah 47 orang dan pada bulan Januari hingga Februari 2019  jumlahnya meningkat menjadi 60 orang.3 Direktur Reserse Narkotika Polda Jawa Tengah Kombes Polisi Wachyono menyatakan bahwa Jawa Tengah khususnya Semarang bukan lagi hanya menjadi perlintasan narkoba, tetapi sudah menjadi salah satu sasaran peredaran narkoba.7

Melihat karakteristik dari alkohol dimana pada fase intoksikasi awal merupakan relaksan dan kemudian pada fase intoksikasi lanjut menjadi stimulan maka bisa disimpulkan bahwa hal ini bisa memicu agresifitas personal. Hal ini menjadi salah satu penyebab dari tingginya angka kriminalitas remaja di wilayah Kota Semarang.

Sebagai bentuk kontribusi pada masyarakat berkaitan sosialisasi bahaya penyalahgunaan alkohol  ini maka kami berinisiatif membuat video layanan masyarakat tentang Bahaya Konsumsi Alkohol Pada Remaja Melalui Media Sosial Youtube. Harapannya adalah supaya remaja memahami dengan baik dan benar tentang dampak dan efek merugikan bagi tubuh yang diakibatkan oleh penyalahgunaan minuman beralkohol. Remaja merupakan generasi penerus bangsa yang diharapkan mampu berkembang lebih baik dari generasi-generasi yang dulu. . Fase awal remaja dimulai pada usia 10-14 tahun dan fase remaja akhir yang di mulai dari usia 15-21 tahun. Hal ini sangatlah penting untuk disampaikan mengingat kemungkinan besar sangat banyak masyarakat yang tidak memahami hubungan antara keduanya khususnya pada remaja.

Lebih lengkapnya dapat menyimak video berikut ini.